Senin 22 Apr 2013 23:47 WIB

Pengamat: Tiga Sebab Produk Nonmigas Indonesia tak Masuk EG List

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)
Foto: distan.pemda-diy.go.id
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Poduk pertanian, perkebunan dan non migas Indonesia gagal masuk ke dalam kerja sama ekonomi daftar environmental goods (EG) Asia Pasifik (APEC). Kegagalan itu dinilai karena tiga sebab.

Meski Indonesia masih melakukan negosiasi tapi  saat ini mayoritas negara-negara anggota APEC tidak setuju jika produk pertanian , perkebunan (sawit, karet) dan non migas masuk ke dalam EG list.

Peneliti Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Ina Primiana, Senin (22/4), menyatakan hanya  tiga negara yang menyetujui.

Menurut dia penolakan itu disebabkan karena tiga hal. Pertama, lanjutnya, karena komoditas Indonesia itu secara mayoritas memang belum layak dan memenuhi standar internasional.

Meski, imbuhnya, tidak semua komoditas tidak berstandar internasional misalnya manggis, pisang. ’’Tapi itu tidak menguntungkan petani Indonesia,’’ ucap dia.

Alasan kedua, lanjutnya itu karena faktor persaingan dagang. Ina menjelaskan, negara-negara anggota APEC memang merasa takut tersaingi dengan kommoditas produk Indonesia.

’’Karena banyak dari mereka mengambil bahan baku dari sini,’’ ujar dia.

Aapalagi, Indonesia memiliki potensi produk perkebunan sawit terbesar yang dipandang dapat mengancam produk  dan target pasar dari produk negara-negara anggota APEC.

Sedangkan alasan ketiga, tambahnya, ini juga karena tekanan Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang enggan menerima sawit maupun karet Indonesia ke dalam EG list.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement