REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Ban Ki-moon, mengimbau untuk menghentikan pasokan senjata dari luar kepada pihak-pihak yang bermusuhan dalam perang Suriah. Tetapi, Ketua Liga Arab mengatakan bahwa penghentian pasokan senjata tidak akan mungkin bisa dilakukan.
Ban mengajukan permohonannya selama pembicaraan dengan Sekjen Liga Arab, Nabil al-Arabi, dan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassem Al-Thani. Qatar telah dituduh oleh Damaskus mempersenjatai pemberontak Suriah.
"Sekjen menyerukan membendung pasokan senjata kepada pihak manapun dalam konflik Suriah. Lebih banyak senjata hanya berarti akan lebih banyak kematian dan kehancuran," kata juru bicara PBB, Martin Nesirky.
Namun, Al-Arabi menolak gagasan itu ketika ia berbicara kepada wartawan setelah pertemuan. "Jika ada penyelesaian politik atau awal dari penyelesaian politik, itu bisa terjadi. Tetapi pada saat ini, saya tidak berpikir itu mungkin," katanya.
"Pemerintah (Suriah) mendapat senjata dari pihak-pihak tertentu. Sehingga jika pihak lain mendapatkan beberapa senjata dari pihak-pihak tertentu, maka saya pikir Anda bisa mendapatkan beberapa bentuk keseimbangan di sana," kata Ketua Liga Arab.