REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan lawatannya ke Myanmar merupakan bentuk dukungan Indonesia bagi demokratisasi di Myanmar.
"Saya datang hari ini ke Myanmar untuk pertama-tama mendukung dan mendorong demokratisasi, hak asasi manusia yang ada di Myanmar untuk terus dilanjutkan," kata Presiden Yudhoyonosaat menjadi narasumber dalam Forum Newsmaker Thomson Reuters di Singapura, Selasa (23/4).
Hal itu disampaikan Presiden, di hadapan para CEO perusahaan, bankir, investor internasional dan para analis dan disiarkan ke berbagai negara melalui saluran media Reuters.
Presiden kemudian memaparkan kerja sama dan komunikasi yang telah terjalin lama antara kedua negara, terutama dalam upaya Indonesia mendorong Myanmar untuk melanjutkan demokratisasi sehingga tidak perlu mndapatkan embargo.
Indonesia yang juga pernah mengalami hal yang hampir sama dengan Myanmar, yaitu mengalami perubahan kepemimpinan dari otoritarian menjadi demokrasi, kata Presiden, memiliki kepentingan agar Myanmar sebagai anggota Perhimpunan Asia Tenggara (ASEAN) maju.
"Kalau ditanya apa yang bisa saya sampaikan kepada Myanmar sebagai sahabat, sebagai mitra adalah bersama-sama mengembangkan demokrasi di kedua negara," katanya.
Indonesia, kata Presiden, juga ingin membantu Myanmar menyelesaikan persoalan komunal yang menjadi perhatian dunia, seperti isu etnis Rohingya.
"Saya tahu itu konflik komunal. Akan tetapi, kalau tidak ditangani dengan baik, tentu dampaknya tidak bagus bagi negara lain, termasuk Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam," katanya.
Indonesia, kata Presiden, akan membantu Myanmar menyelesaikan permasalahan dengan bijak dan tepat.
Konflik berlanjut di Myanmar terkait dengan etnis Rohingya telah menyebabkan sejumlah warga Rohingya melarikan diri dari tempat tinggalnya dan terdampar di sejumlah negara tetangga Myanmar, termasuk Indonesia.
Selain membahas mengenai isu Rohingya, Presiden Yudhoyono juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Myanmar U Thein Sein untuk mendengar langsung demokratisasi di negara itu.
Menurut Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah dalam pertemuan bilateral kedua negara akan membahas perkembangan kerja sama Indonesia dan Myanmar di berbagai bidang, serta langkah-langkah untuk penguatan dan peningkatannya pada masa depan.
Kedua Presiden juga dijadwalkan untuk menyaksikan penandatanganan beberapa nota kesepahaman, termasuk di bidang perdagangan, investasi, dan pembangunan kapasitas.
Kunjungan kerja Presiden di Myanmar merupakan rangkaian kunjungan kerja Presiden ke tiga negara Asia Tenggara, yaitu Singapura, Myanmar, dan Brunei, 22--26 April.