REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengunggah video 'Bukti buat pemerintah Jakarta' ternyata pernah mengajak panti untuk bekerja sama. Namun pihak panti menolak ajakan kerja sama dari pria bernama Yudo Humardani tersebut.
Kepala Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 5, Kismoyohadi mengatakan, mereka menolak ajakan tersebut karena menduga Yudo hanya ingin mencari keuntungan pribadi dari kerja sama tersebut.
Dia menjelaskan, Yudo ingin mengajak panti bekerjasama untuk membuat proposal permohonan dana kepada perusahaan-perusahaan. Namun, pihak panti menolak dengan alasan mereka tidak kekurangan dana.
"Kalau hanya dijadikan sebagai objek kami tidak mau," kata dia kepada Republika, Selasa (23/4). Anggaran dari APBD DKI, kata Kismoyo, sudah lebih dari cukup untuk operasional panti. Dengan dana dari APBD saja, lanjut dia, anak-anak bisa makan enak dan bergizi setiap hari lengkap dengan buah-buahan.
"Seolah-seolah panti ini kekurangan. Dia ingin menggunakan nama panti supaya perusahaan iba," kata dia. Dari kejadian itulah, pihak panti menduga Yudo sengaja membuat video tersebut karena merasa pernah dikecewakan pengurus panti.
Namun dia mengakui bahwa anak-anak panti akrab dengan Yudo. Mereka, kata Kismoyo, bahkan kerap mengunjungi rumah Yudo.
Seperti diketahui, di YouTube beredar enam buah video yang berisi keluh kesah penghuni panti. Dalam video tersebut anak-anak diwawancarai oleh Yudo mengenai adanya dugaan penyelewengan dana yang dilakukan pengurus panti. Diketahui, video tersebut dibuat oleh Yudo ketika anak-anak panti berkunjung ke rumahnya.