REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Myanmar untuk membahas tentang konflik antaretnis yang sempat ramai dibicarakan, yakni Rohingya dan Rakhine.
Pembahasan itu dilakukan ketika Presiden SBY bertemu dengan Presiden Myanmar, Thein Sein di Istana Kepresidenan Nay Pyi Taw, Myanmar. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, Presiden mendorong Pemerintah Myanmar melanjutkan upaya rekonsiliasi antaretnis tekait, Rohingya dan Rakhine.
"Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia kami peduli, mendorong, dan menganjurkan Myanmar untuk meneruskan rekonsiliasi dalam masalah ini," kata Marty seperti dikutip situs www.setkab.go.id
Bukan hanya mengenai status kewarganegaraan etnis Rohingya, pertemuan SBY – Thein Sein juga membicarakan perlunya diciptakan peluang ekonomi. Presiden Myanmar mengundang pemerintah Indonesia melalui BUMN untuk berinvestasi di bagian Rakhine.
Menurut Marty, Presiden Thein Sein sempat menyampaikan apresiasi kepada Presiden SBY dan Indonesia yang selama ini menunjukan dukungan atas upaya proses demokrasi di Myanmar.
Thein Sein juga mengundang Indonesia untuk berinvestasi dalam pembangunan Myanmar. Sektor yang bisa dibidik antara lain investasi, pangan, dan energi. "Presiden Myanmar menyampaikan apresiasi pada Presiden SBY dan Indonesia karena selama ini telah menunjukan dukungan atas upaya proses demokrasi di Myanmar."
Dalam kunjungan kerja kali ini, Presiden didampingi oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Seskab Dipo Alam, Kepala BKPM Chatib Basri, Direktur Perum Bulog Sutarto Alimoeso, dan sejumlah Staf Khusus Presiden.