REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Persiwa Wamena, Subangkit tidak terima dengan sanksi larangan bertanding seumur hidup kepada Edison Pieter Rumaropen. Subangkit menilai hukuman yang dijatuhkan untuk anak asuhnya itu terlalu berat.
Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi kepada Rumaropen atas pemukulan yang dilakukan kepada wasit Muhaimin dalam pertandingan Persiwa kontra Pelita Bandung Raya di Stadion Siliwangi, Bandung, Ahad (21/4).
Subangkit mengaku setuju apabila Komdis memang menjatuhkan sanksi. "Itu memang konsekuensi yang harus ditanggung Pieter Rumaropen. Tapi kalau seumur hidup kayaknya itu terlalu berat," kata Subangkit melalui sambungan telepon kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/4).
Subangkit mengatakan, tindakan Rumaropen merupakan akumulasi dari kekecewaan kepada wasit. Dia pun meminta kepada Komdis untuk juga melihat bagaimana kinerja wasit dalam memimpin pertandingan.
Dia menyoroti keputusan wasit yang memberikan hadiah penalti kepada PBR pada menit ke-82 setelah bek Persiwa O.K Jhon dianggap melakukan pelanggaran terhadap Nova Arianto.
Menurut Subangkit, Jhon tidak melakukan pelanggaran karena murni mengamankan bola. Sedangkan Nova terjatuh lantaran menabrak Jhon.
"Jadi tidak adil kalau hanya Rumaropen yang kena sanksi. Komdis juga harus melihat kinerja wasit,"
Atas keputusan ini, Subangkit menyatakan manajemen Persiwa akan melakukan banding. "Ya, kami akan melakukan banding," tutur Subangkit.