REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komunitas Muslim di Amerika Serikat (AS) menyayangkan sikap sejumlah pihak tertentu yang menyudutkan umat Islam selepas tragedi Bom Boston. Pasalnya, sikap itu merupakan generalisasi terhadap kaum Muslim.
Direktur Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR) Philadelphia, Rugiatu Conteh mengatakan insiden pemboman Boston seolah menjadi momentum pihak tertentu untuk memperkuat stereotip negatif kepada umat Muslim.
"Saya pikir ini memperkuat klaim bahwa Muslim identik dengan kekerasan dan terorisme," ungkap dia seperti dikutip onislam, Kamis (25/4).
Keluhan Conteh ini merupakan respons terhadap opini yang digiring oleh pihak tertentu. Kontributor Fox News, Erik Rush, dalam akun Twitter pribadinya mengatakan semua Muslim harus dibunuh.
Hal serupa juga dilakukan anggota partai Republik, Steve King dan Kwak Gohmert. Keduanya mengatakan Muslim radikal sebelum melakukan operasi menjalani pelatihan di Meksiko.
Tak ketinggalan, anggota Partai Republik lainnya, Peter King juga menambah panas suasana. Menurutnya, komunitas Muslim AS perlu diawasi.
Direktur Eksekutif Advokat Muslim, Farhana Khera mengatakan tidak adil mengkambinghitamkan mereka yang tidak bersalah karena identitas ras, etnis atau agama mereka.
Direktur Eksekutif CAIR Nasional, Nihad Awad menambahkan sebagai sebuah bangsa, masyarakat AS telah belajar untuk menilai seseorang berdasarkan tindakan bukan keyakinan seseorang.
"Kami percaya, sebagian besar masyarakat AS tidak mengeksploitasi isu Boston untuk disisipi agenda kebencian," kata dia.