Kamis 25 Apr 2013 23:49 WIB

Taspirin Dirayu Menag Agar Masuk Madrasah dan Pesantren

Rep: Amri Amrullah/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Agama Suryadharma Ali
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri Agama Suryadharma Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali bertemu dengan Taspirin (13 tahun), Bapaknya Kuswito (42 tahun) dan ketiga adiknya.

Tasripin adalah bocah yang sempat menjadi sorotan media setelah berjuang menghidupi ketiga adiknya, Dandi (7 tahun), Riyanti (6 tahun) dan Daryo (4 tahun). Menag ketika bertemu Tasripin, sempat  membujuk ia untuk kembali bersekolah.

Suryadharma meminta kepada Tasripin untuk kembali melanjutkan sekolah di Madrasah atau Pondok Pesantren agar mendapat beasiswa dan dibantu biaya sekolahnya oleh Kemenag. "Tasripin sekolah masuk madrasah atau pesantren ya?," tanya Menag kepada Tasripin, di ruangannya, Kamis (25/4).

Namun Tasripin pun sempat menolak tawaran Menag ini. "Enggak ah, mau kerja saja biar dekat sama adik dan ngurus keluarga saja," jawabnya.

Ia tidak mau apabila ketika bersekolah di madrasah atau masuk pesantren kemudian ketiga adiknya tidak mendapat perhatian. Menag pun terus membujuk Tasripin agar tetap mau bersekolah dan tinggal di asrama. Untuk urusan kerja dan keluarga, kata Menag, biar bapak saja yang mencari kerja. "Tasripin harus tetap sekolah masuk madrasah atau pesantren," bujuk Menag.

Anehnya, Dandi adik Tasripin malah menangis ketika sang kakak diminta untuk bersekolah. Tasripun pun menenangkan si Adik, bukan bapaknya. Menag pun menanyakan Tasripin, "Katanya Tasripin bisa ngaji," tanya Menag. "Iya pak, bisa," jawabnya.

Menag pun meminta Tasripin membaca surah Al Insyiroh. Dan Tasripin pun membaca surah itu dengan suara lirih.

Usai membaca surah Al Instiroh, Tasripin pun dipuji Menag. Kalau sudah bisa mengaji, biar lebih bagus masuk pesantren, bujuk Menag. Akhirnya Tasripin pun setuju untuk kembali sekolah dan masuk madrasah. "Iya pak saya mau masuk madrasah," katanya.

Tasripin memang sempat putus sekolah sejak kelas III SD karena harus mengurusi ketiga adiknya, setelah si Bapak Kuswito meninggalkan mereka mencari kerja ke Kalimantan Oktober 2012 lalu. Dan sejak itu Tasripin pun harus mengurusi ketiga adiknya, layaknya kepala keluarga karena sang Ibu telah lama meninggal dunia.

Kisah Tasripin ini kemudian ramai dibiracaran di media ketika diangkat di TV One dan menjadi perhatian Presiden SBY. Presiden pun langsung memberikan bantuan dana untuk kehidupan keluarganya, bahkan rumah Tasripin di Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, direnovasi secara total.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement