REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berjanji akan segera mengatasi kelangkaan solar bersubsidi. Bahkan BUMN ini berujar mulai besok (Sabtu, 27/4), perseroan menjamin kelangkaan tak akan lagi terjadi.
"Sabtu pagi sudah selesai," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan saat menggelar Konferensi Pers Jumat (26/4). "Memang butuh waktu agak lama dua kali 24 jam," tambahnya.
Hal senada juga dikatakan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya. Menurutnya, Pertamina sudah menambah jatah solar bersubsidi 50 hingga 100 persen dari kuota normal.
"Sudah ada instruksi," ujarnya. Ia pun menjamin antrean solar bersubsidi juga sudah terurai di beberapa wilayah baik Kalimantan, Sulawesi maupun Sumatra.
Hanya saja, khusus wilayah Rembang Jawa Tengah serta jombang, Lumajang dan Kediri Jawa Timur, kondisi jalan yang rusak dan jarak tempuh yang jauh membuat kelangkaan masih ada. "Tapi kita janji maksimal malam ini selesai," katanya.
Hingga kini Pertamina sudah menggelontorkan solar bersubsidi sebanyak 21.500 kiloliter (KL). Ke depan perusahaan akan menggelontorkan 25 ribu KL per hari.
Pertamina mengaku kelangkaan terjadi karena kuota solar bersubsidi dibatasi. Di mana dari kuota solar bersubsidi saat ini turun delapan persen dari tahun lalu.
Padahal pertumbuhan mencapai tujuh persen. Sehingga sebenarnya konsumsi solar subsidi masyarakat kurang 15 persen dari kuota.
"Kalau solar non subsidi, kita gelontorkan terus," ujar Hanung. Agar solar bersubsidi tak cepat habis kuotanya, Pertamina berjanji akan mengatur jatah yang ada.