Jumat 26 Apr 2013 17:11 WIB

Istri Almarhum Uje Tak Berhenti Menangis

Rep: Alicia Saqina/ Red: Djibril Muhammad
Istri almarhum  ustaz Jefry Al Buchori, Pipik Dian Irawati.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Istri almarhum ustaz Jefry Al Buchori, Pipik Dian Irawati.

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Istri dari almarhum ustaz Jeffry Al Buchori, Pipiek Dian Irawaty, hanya bisa duduk dan menangis di ruang tamu rumahnya di Perumahan Bukit Mas, Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).

Menangisnya Pipiek itu, kembali berlanjut sepulangnya rombongan keluarga dan kerabat kembali dari prosesi pemakan ustaz Jeffry, di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Tangisan Pipiek benar-benar tak bisa terbendung lagi, usai ia pulang dari pemakaman ke kediamannya yang terletak di Jalan Narmada III itu. "Enggak, enggak mau, mau ikut abi saja," tangis Pipiek yang memecah suasana di dalam ruang tamu.

Wanita berhijab itu menangis dan menolak saat sang kakak hendak memberikannya sedikit asupan kue basah dan secangkir teh hangat. Akan tetapi, Pipiek tetap saja menangis.

Seluruh sanak keluarga dan kerabat dekat keluarga ustaz yang akrab disapa Uje ini, berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan Pipiek. "Enggak boleh begini, Umi harus ikhlas. Nanti anak-anak sama siapa. Anak-anak kan butuh Umi," ujar salah satu anggota keluarga Pipiek, seraya mengusap-usap pundak ibu dengan empat anak itu.

Sudah sebisa mungkin seluruh anggota keluarga berusaha menenangkan Pipiek, namun tak kunjung berhasil. Wanita dengan hidungnya yang mancung itu pun, hanya menggeleng dan terus menangis.

Ia tidak satu pun meneguk air teh yang disuguhkan. Bahkan, sang kakak telah mencoba memasukkan sepotong kue lapis Surabaya ke ujung bibirnya. Namun, Pipiek membungkam.

Jelas, terlihat Pipiek sangat kehilangan sosok almarhum suaminya itu. "Abi, abi. Semalam kan janji, mau bareng-bareng perginya," tangis Pipiek kembali. "Istighfar umi, istighfar. Umi pasti kuat," sambung anggota keluarganya yang lain ikut menenangkan.

Raut wajah wanita berhijab hitam itu tampak sangat terpukul. Tak ada yang ia lakukan, selain terus menangis. Hidung dan pipinya semakin memerah. Air matanya pun tak henti mengalir. Ia menyandarkan badan dan kepalanya ke tembok ruangan.

Berdasarkan penuturan seorang keluarganya, Pipiek sudah sejak semalam menolak untuk makan. "Dari semalam, belum makan ini," kata wanita berhijab putih itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement