REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk percepatan eliminasi malaria tahun 2013 Kementerian Kesehatan mendistribusian satu juta dosis obat antimalaria ke seluruh Indonesia dan sebanyak 845 ribu di antaranya didistribusikan di lima provinsi di wilayah timur (Papua, Papua Barat, NTT, Maluku dan Maluku Utara).
Hal itu dikemukakan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektroniknya yang dikirim ke Republika.
Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun 2012 (451.340 dosis untuk seluruh Indonesia dan 364.650 dosis untuk lima provinsi di wilayah timur. Pada tahun 2014 direncanakan 947.000 dosis untuk seluruh Indonesia dan 817 ribu dosis diantaranya untuk lima provinsi di wilayah timur.
Di samping itu, tahun ini juga didistribusikan sebanyak 2.032 ribu buah kelam budi seluruh Indonesia. Sebanyak 1,4 juta di antaranya didistribusikan di lima provinsi di wilayah timur Jumlah ini meningkat dibandingkan 2012 (842 ribu untuk seluruh Indonesia dan 168 ribu untuk lima provinsi).
Pada 2014 direncanakan meningkat lagiu menjadi 4,7 juta untuk seluruh Indonesia dan 2,8 juta diantaranya untuk lima provinsi di wilayah timur. Selanjutnya untuk Rapid Diagnostic Test (RDT) malariatahun 2013 didistribusikan sebanyak 1.378.535 tes di seluruh Indonesia.
Sebanyak 774.623 di antaranya didistribusikan di lima provinsi di wilayah timur. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012, yaitu 670.968 tes untuk seluruh Indonesia dan 89.400 tes untuk lima provinsi di wilayah timur.
Pada 2014 direncanakan meningkat lagi menjadi 1,8 juta tes untuk seluruh Indonesia dan 1,1 juta di antaranya untuk lima provinsi di wilayah timur.
Menurut Prof Tjandra, Indonesia telah berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat malaria. Keberhasilan upaya pengendalian malaria terlihat dengan pencapaian API (Annual Parasite Incidence) 2012 secara nasional sebesar 1,69 per 1000 penduduk.
Di Indonesia terdapat 465.764 kasus positif malaria pada tahun 2010 dan menurun pada tahun 2012 menjadi 417.819 kasus. Namun, dia menamabkan, disparitas API antar daerah masih besar, terutama di daerah Timur Indonesia (> 10/ 1000 penduduk).
Beberapa tantangan dalam pengendalian malaria adalah keterbatasan akses pelayanan kesehatan, kesinambungan jangkauan, kualitas diagnosis (mikroskopis) dan tatalaksana kasus, sinergi lintas program dan lintas sektor dan meningkatnya potensi faktor risiko.