REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Petugas keamanan Rusia dilaporkan menangkap 140 warga Muslim di sebuah mushala di Moskow Jumat (26/4) waktu setempat.
Kantor berita Rusia RIA Novosti yang mengutip Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) cabang Moskow melaporkan penggerebekan tersebut bagian dari upaya pemerintah Rusia mencari kelompok gerilyawan terkait dengan perlawanan di wilayah Kaukasus Utara.
FSB dan Dinas Migrasi Federal membawa mereka yang ditangkap, termasuk 30 warga asing, ke kantor polisi dekat lokasi di wilayah utara Moskow, demikian RIA Novosti seperti dikutip Reuters, Sabtu (27/4).
Tidak ada indikasi serangan terhadap Boston Marathon pada 15 April lalu dengan penangkapan itu, meskipun hingga kini pemerintah AS tetap meyakini dua bersaudara etnis Chechnya yang tinggal di wilayah Kaukasus Utara Rusia bertanggung jawab atas meledaknya bom yang menewaskan tiga orang serta melukai 264 orang itu.
Presiden Vladimir Putin dalam siaran televisi pada Kamis mengklaim bahwa pengeboman Boston merupakan bukti bahwa sikap tegasnya terhadap kelompok gerilyawan di Kaukasus Utara selama ini berdasar. Maka dari itu Putin merasa bahwa Rusia dan Amerika Serikat perlu bekerja sama dalam hal mengatasi kelompok tersebut.
Sejumlah kritikus mengatakan bahwa penggerebakan semacam itu sebenarnya bertujuan untuk mengusir para imigran ilegal dari bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan dan Asia Tengah, sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah mengambil tindakan terhadap kelompok berbasis Islam.
RIA melaporkan bahwa mereka yang ditangkap dibawa ke kantor polisi untuk diidentifikasi dan diinterogasi. Namun, tidak ada laporan tentang seorang pun yang akan ditahan.
Sebanyak 300 orang lainnya juga ditahan dalam penggerebekan serupa di St. Petersburg pada Februari lalu, meskipun sebagian besar dari mereka kemudian dibebaskan.