Sabtu 27 Apr 2013 17:18 WIB

TNI AD Kirim Helikopter untuk Misi Perdamaian di Darfur

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo
Foto: antara
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Untuk kali pertama, TNI AD akan mengirimkan pesawat helikopter bersama pasukan untuk misi perdamaian di luar negeri.

Sedikitnya tiga unit helikopter (heli) MI 35 V5 akan disertakan bersama 120 pasukan yang akan melaksanakan misi perdamaian di Darfur, Sudan.

Satuan TNI AD ini kontingen Garuda XXXV-A ini akan bergabung dengan pasukan perdamaian PBB dan Uni Afrika United Nations African Union Mission in Darfur (UNAMID).

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, pasukan TNI AD ini menjadi bagian dari misi gabungan antara PBB dan Uni Afrika.

Mereka akan menjalankan misi ini selama satu tahun mulai bulan Juli mendatang. "Semua pasukan dan pesawatnya siap untuk terbang siang malam," ujar Pramono, saat melihat kesiapan di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Sabtu (27/4).

Menurut KSAD, ini adalah pasukan TNI AD pertama yang terlibat dalam pasukan perdamaian PBB dengan kekuatan tiga helikopter MI 17 seri V5.

Sebelumnya keaktifan Indonesia pada pasukan perdamaian PBB dilaksanakan tanpa membawa helikopter sebagai penunjang pelaksanaan misi.

Untuk itu ia meminta para prajurit yang akan mengemban misi ini untuk menjaga reputasi TNI di mata dunia. Jangan sampai kesan masyarakat internasional yang sudah bagus melihat TNI hanya menjadi kesan yang pertama saja.

"Jadilah pilot-pilot terbaik, jadilah peace keeping force terbaik. Berikan yang terbaik bagi negara dan TNI AD dan tunjukkan profesionalisme TNI di mata internasional," tegas Pramono di hadapan pasukan yang akan bertugas.

Terpiah, Komandan Kontingen Garuda XXXV-A,  Letkol Eko Priyanto mengatakan, kontingen terdiri 120 pasukan, dua diantaranya perempuan. Kontingen akan dilengkapi dengan tiga helikopter Mi-17 V5 terbaru milik TNI AD dengan persenjataan lengkap.

Ketiga helikopter tersebut –sejauh ini-- baru menempuh penerbangan 100 jam. Masing-masing helikopter akan dioperasikan dua pilot serta dua copilot.

Seluruh persiapan untuk mengemban misi menjaga perdamaian ini telah dilaksanakan sejak satu bulan yang lalu dan dipusatkan di Penerbad Semarang.

"Kontingen dari Indonesia dituntut bisa melakukan operasi helikopter dalam segala medan dan waktu. Baik untuk aksi mobilitas udara, evakuasi hingga rescue," katanya menjelaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement