REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- The Boston Globe menerbitkan wawancara dengan warga Cina yang mobilnya dibajak dan ikut dibawa oleh pelaku bom Boston. Saat itu Dzhokhar dan kakak lelakinya, Tamerlan Tsarnaev berniat mengemudi ke New York dan memasang bom lain.
Saat mereka berhenti untuk mengisi gas, tawanan mereka melarikan diri. "Saya tidak ingin mati," ujar pria berusia 26 tahun yang diidentifikasi bernama Danny.
"Saya punya banyak mimpi yang belum terwujud," ujarnya.
Danny meyakinkan dua bersaudara itu dengan memainkan statusnya sebagai orang asing. Meski pun mereka awalnya kebingungan dengan aksen Cinanya. Setelah memutuskan kalau tawanan mereka adalah orang Cina, Tamerlan Tsarnaev menganggapnya sebagai muslim.
"Cina sangat ramah pada muslim. Kami sangat ramah pada muslim," ujar Danny seperti dikutip Globe.
Ironisnya, salah satu dari tiga orang yang meninggal dalam bom Boston merupakan siswa berusia 23 tahun bernama Lingzi Lu.