REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemerintah provinsi, para penyedia maupun pengguna transportasi agar mewaspadai potensi hujan lebat di sejumlah perairan di Maluku pada 28 - 29 April 2013.
"Hujan lebat berpotensi terjadi di laut Banda, Buru, Arafura, Maluku, laut Aru dan perairan pulau Ambon," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno, di Ambon, Sabtu.
Peringatan tersebut telah diteruskan kepada pelaksana tugas Kepala BPBD di sembilan Kabupaten dan dua Kota di Maluku.
Kepada para bupati dan wali kota agar mengarahkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis mengawasi setiap perusahaan jasa pelayaran terkait peringatan dini yang dikeluarkan BMKG.
"Kami harapkan para bupati dan wali kota agar mengimbau perusahaan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut agar memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrem sehingga tidak memaksakan diri untuk berlayar," ujar Kifly.
Pertimbangan ini pun berkaitan dengan tinggi gelombang berkisar 3-4 meter Kepulauan Aru. Sedangkan, gelombang 2 - 3 meter di laut Banda, laut Buru, laut Arafura, perairan Ambon, perairan kepulauan Kei, perairan kepulauan babar dan kepulauanTanimbar.
Kifly mengemukakan, dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Administrator Pelabuhan (Adpel) Ambon bisa tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
BPBD minta kepada seluruh pengguna jasa transportasi untuk memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan.
"Peringatan ini sangat penting untuk dipatuhi mengingat cuaca ekstrem yang berlangsung sejak beberapa bulan terakhir ini telah menelan korban jiwa, baik di laut maupun darat," kata Kifly.