Ahad 28 Apr 2013 10:20 WIB

352 Korban Tewas di Rana Plaza, Empat Orang Jadi Tersangka

Rep: Ichsan Emerald Alamsyah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Bangladeshi relatives of workers missing in a building that collapsed Wednesday hold pictures of loved ones at a makeshift morgue in a schoolyard in Savar, near Dhaka, Bangladesh, Saturday, April 27, 2013.
Foto: AP/Kevin Frayer
Bangladeshi relatives of workers missing in a building that collapsed Wednesday hold pictures of loved ones at a makeshift morgue in a schoolyard in Savar, near Dhaka, Bangladesh, Saturday, April 27, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Kepolisian Bangladesh menetapkan empat orang sebagai tersangka atas meninggalnya ratusan buruh di Dhaka.  Tindakan kepolisian diambil menyusul runtuhnya gedung delapan lantai Rana Plaza yang menewaskan 352 orang.

 

Polisi telah menahan dua pemilik pabrik dan dua kepala teknisi tiga hari setelah runtuhnya gedung yang dihuni ribuan buruh pabrik pabrik garmen. Sementara itu, pemilik pabrik Mohammed Sahal Rana masih dalam pengejaran polisi. Beberapa orang yang terkait mengatakan Rana bersembunyi dan berencana kabur dari Bangladesh.

Polisi juga mengatakan, 900 orang dikabarkan hilang dan menjadi korban reruntuhan gedung.  Sebelumnya, diberitakan Rana Plaza dibangun dengan melenggar ketentuan izin membangun bangunan. Tak hanya itu meski telah retak-retak, pada Selasa (23/4), pemilik pabrik menyatakan gedung masih aman.

Protes terjadi pada hari Jumat dan menyebabkan kerusuhan. Polisi terpaksa melepaskan gas air mata, water cannon dan peluru karet kepada para demonstran yang membakar mobil.

Kepala Polisi Dhaka, Habibur Rahman mengatakan, Sabtu (27/4),dua kepala teknisi ditangkap dirumahnya. Mereka ditangkap karena tak mempedulikan peringatan untuk tak membuka pabrik karena terjadi keretakan gedung.

Malamnya, pemilik dan Direktur Manajer New Wave Style juga ditahan. Ia akan berada di balik jeruji selama 12 hari ke depan. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement