Ahad 28 Apr 2013 13:02 WIB

LKP: Prabowo dan Wiranto Capres Favorit Publik

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Survei bursa capres 2014
Foto: Antara
Survei bursa capres 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Klimatologi Politik (LKP) melakukan survei secara nasional terkait calon presiden pada Pemilihan Umum 2014 mendatang. Pada hasil survei tersebut, dua tokoh militer yaitu Prabowo Subianto dan Wiranto menempati posisi dua besar yang menjadi favorit masyarakat.

 

"Seandainya pemilihan presiden (Pilpres) dilaksanakan hari ini, dua tokoh nasional mantan petinggi TNI, Prabowo Subianto dan Wiranto paling banyak dipilih publik," kata CEO LKP, Usman Rachman dalam jumpa pers di Jakarta, Ahad (28/4).

Survei LKP ini dilaksanakan pada 20-30 Maret 2013 lalu di 33 provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 1.225 responden melalui multi stage random sampling. Ambang kesalahan dari hasil survei ini yaitu kurang lebih 2,8 persen.

Dari hasil survei ini, Prabowo menempati posisi teratas dengan 19,8 persen diikuti Wiranto sebanyak 15,4 persen. Sedangkan tokoh dari kalangan sipil mengekor di belakang seperti Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan 14,4 persen dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan 13,3 persen suara.

Namun dalam pemilikan tokoh yang menjadi capres pilihan ini, masyarakat hanya dibatasi untuk memilih tokoh-tokoh nasional dalam struktur partai. Menurut Usman, tokoh-tokoh alternatif tidak dimasukkan dalam pilihan survei karena dengan mempertimbangkan konstitusi yang mengatakan capres harus diusung partai politik atau gabungan partai.

Mengenai mash tingginya minat masyarakat terhadap capres dengan latar belakang TNI, dapat dilihat dari hasil survei yang dipilih sebanyak 40,5 persen responden. Sedangkan responden yang menginginkan tokoh sipil menjadi presiden hanya sebanyak 21,4 persen. Responden lainnya tidak mempermasalahkan latar belakang dari capres tersebut.

"Ini semua tidak terlepas dengan kondisi sosial politik Indonesia akhir-akhir ini dengan banyaknya tindak kekerasan, konflik sosial dan gangguan keamanan. Sehingga mendorong keinginan publik akan lahirnya sosok kepemimpinan nasional yang dapat mengendalikan keamanan," jelasnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement