REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga hari sudah almarhum Ustaz Jefry Al Buchori meninggalkan bangsa ini. Gema takbir dan tahlil terus menggema di makam ustaz yang kerap disapa Uje ini.
Tidak hanya para santri pengajian yang pernah di ajar oleh almarhum Uje yang datang melayat, kalangan muda mudi pun ikut menyuarakan suara tahlil di pusaran ustaz kelahiran 12 April 1973 ini.
Terlihat dari pandangan Republika, Ahad (28/4), di Tempat Pemakaman Umum Karet Tengsin, Jakarta Pusat, banyak kalangan muda mudi yang turut berziarah ke makam ustaz gaul ini. Mereka ada yang datang sendiri dan ada pula yang berpasang-pasangan.
Risma, warga Cilincing Jakarta Utara ini mengatakan, sengaja datang jauh-jauh ke makam guna membacakan Yasin dan mendoakan almarhum Uje.
Banyak hal yang tak bisa dilupakan oleh Risma bila mengingat perjalanan hidup almarhum ustaz gaul ini, diantaranya gaya penyampaian materi dakwah yang dikemas secara baik oleh almarhum sehingga banyak kaum muda yang cepat paham dalam belajar Islam.
"Jarang saya menemukan ustaz yang bisa menyampaikan materi dakwah seperti almarhum ustaz Jefry," tutur gadis berkerudung ini.
Ketika ditanyakan apa yang dapat ditiru kaum muda dari sosok almarhum Uje, Risma menyampaikan, sikap perubahan total ke arah yang lebih baik merupakan satu sikap yang patut di contoh oleh kaum muda.
Di dekat pusara anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Alm. H. Ismail Modal dan Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana ini, Risma mengajak anak muda Indonesia untuk dapat merubah sifat buruk menjadi suatu sifat baik yang bermanfaat.
Gadis berkulit putih ini menyampaikan perasaan kehilangan yang di rasakannya kepada Republika hingga tampak satu persatu air matanya menetes terjun bebas dari kelopak menuju pipinya.