Senin 29 Apr 2013 09:59 WIB

Menkominfo: Tayangan Ramadhan Harus Religius dan Mendidik

Tifatul Sembiring
Foto: Republika/Agung Supri
Tifatul Sembiring

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, mengimbau agar tayangan televisi di bulan Ramadhan harus lebih mendidik dan religius.

"Kami mengimbau supaya tayangan lebih mengajak masyarakat untuk religius dan mendidik," kata Tifatul pada acara "breakfast meeting", di Jakarta, Senin.

"Breakfast meeting" dilangsungkan bersama para CEO Penyiaran televisi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa asosiasi penyiaran.

Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar pemilik stasiun televisi untuk mengurangi tayangan yang mengandung horor, kekerasan dan seks, termasuk tayangan lawakan memasuki bulan Ramadhan.

"Saya mendukung, kalau memungkinkan tayangan Ramadhan itu mengajak orang untuk lebih religi,'' kata Tifatul. ''Sebelas bulan orang bergelimang dengan berbagai aktivitas. Jadi satu bulan untuk menahan diri, makanya pada Idul Fitri itu kembali fitrah.''

Tifatul mengatakan peraturan-peraturan yang mengatur tentang tayangan televisi sudah lengkap. Itu termasuk undang-undang hanya tinggal kebijakan dari pengambil keputusan dan rumah produksi.

Dalam pertemuan dengan pimpinan media televisi tersebut, diharapkan usulan dari MUI untuk mengurangi tayangan yang bersifat kurang religius dilakukan.

"Mohon dipahami, imbauan ini untuk kebaikan bangsa kita ke depan. Orang kalau lebih religius, dia lebih bisa menahan diri," ujar Tifatul.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement