Senin 29 Apr 2013 14:00 WIB

Belanja Obat Indonesia Rp 65 Triliun per Tahun

Obat-obatan (ilustrasi).
Foto: http://unitednews.com.pk
Obat-obatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Belanja obat-obatan Indonesia per tahun diperkirakan sebesar Rp 65 triliun, sementara itu bahan baku obat-obatan tersebut sebagian besar berada di negara ini justru banyak dimanfaatkan negara lain.

Dirut PT Sidomuncul Irwan Hidayat mengatakan hal tersebut pada "Seminar Keliling Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang bekerjasama Dengan JICA, di Solo, Senin (29/4).

Ia mengatakan banyak pengusaha obat di Indonesia masih belum menfaatkan HKI, malah 'menumpang' merek obat dari produksi negara lain. Padahal jika mereka memanfaatkan HKI, justru membantu pada pemasukan pendapatan negara.

"Ya mulai sekarang semestinya harus dilakukan gerakan secara nasional untuk menggalakan HKI dan menggunakan merek sendiri dalam melakukan bisnis. Apabila tidak menginginkan sumber daya alam Indonesia ini habis terkuras," katanya.

Ia mengatakan dalam membangun usaha hendaknya tidak perlu menggunakan merek atau budaya orang asing, apabila ini terjadi sama saja memberikan kekayaan kepada bangsa lain.

"Mereka yang membangun usaha dan menggunakan merek dagang bangsa lain itu dikenakan royalti, sementara menggunakan merek sendiri juga cukup banyak dan juga tidak kalah menarik. Budaya-budaya seperti ini harus ditanamkan kepada bangsa ini agar mereka itu mengerti," kata Irwan Hidayat.

Dia menambahkan membangun merek budaya sendiri merupakan salah satu juga untuk menjaga mutu dan mempertahan budaya bangsa.

"Produk-produk dagang bangsa Indonesia kualitasnya tidak kalah baik dengan asing, dan tidak majunya usaha di tanah air ini karena mereka banyak yang menggunakan merek dagang milik asing," katanya.

Irwan berharap kepada para pengusaha besar maupun kecil mulai sekarang harus mau membangun merek sendiri yang mudah diingat oleh konsumen, karena dengan cara ini juga akan membangun kualitas usahanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement