REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Loyalis mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Carrel Ticualu ikut mendampingi kuasa hukum Anas, Firman Wijaya dan Patra M. Zen untuk memberitahukan kondisi Anas yang sakit dan tidak dapat memenuhi panggilan penyidik KPK. Karel juga memaparkan maraknya nepotisme dalam daftar caleg sementara (DCS) Partai Demokrat.
"Terkait pencalonan bacaleg (bakal caleg), banyak loyalis Anas yang tersingkir. Dari hasil inventarisasi teman-teman, ternyata ada nepotisme. Sementara di jamannya Mas Anas, yang seperti ini tidak ada," kata Carrel Ticualu yang ditemui di KPK, Jakarta, Senin (29/4).
Carrel menambahkan maraknya nepotisme dapat tercermin dari DCS yang diserahkan Partai Demokrat. Ada yang anak, isteri dan iparnya dari tokoh-tokoh ikut menjadi caleg. Bahkan ada juga yang masih menjadi tersangka menjadi caleg Demokrat yaitu Gubernur Maluku Utara, Thaib Armayn.
Selain itu, ia juga melihat keanehan adanya keluarga M Nazaruddin yang juga menjadi caleg Demokrat yaitu kakak Nazar, M Nazir menjadi caleg dapil Jatim VII dan sepupu Nazar, Ayub Khan menjadi caleg dapil Banten III. Padahal Nazar dianggap sudah membuat partai menjadi berantakan dan kerap menyudutkan Anas.
"Seorang presiden jadi Ketum kemudian memilih ketua hariannya dari menteri aktif. Di mana cerdasnya? Tolong jangan menunjuk menteri aktif sebagai pengurus partai. Demokrat kan katanya punya banyak kader, pilih dong salah satu kader," sindirnya.
Dalam daftar yang diserahkan Carrel kepada wartawan, terdapat empat orang caleg yang masih kerabat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian ada tiga orang kerabat dari adik ipar Ani Yudhoyono yang menjadi Wakil Ketum Partai Demokrat, Agus Hermanto.
Teman seangkatan SBY pun ada sebanyak delapan orang yang menjadi caleg dan sebanyak tiga orang caleg adalah teman dari Ani Yudhoyono. Serta lima orang caleg merupakan kerabat dari Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Utama, dua orang di antaranya merupakan anaknya. Selebihnya sebanyak 37 orang caleg dari pengurus dan kroni Partai Demokrat juga dianggap bermasalah karena nepotisme.