REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Prancis menunjuk Universitas Surabaya (Ubaya) untuk meneliti ekstraksi mangga dengan alat "Detente Instantance Controlee Machine" atau "DIC Machine" yang dihibahkan kepada perguruan tinggi itu sejak 2006.
"Alat untuk membuat ekstrak agro tanpa mengubah kadar nutrisi, rasa, warna, dan steril itu memang diberikan Prancis kepada Indonesia dan Meksiko yang kaya dengan buah-buahan," kata peneliti Universitas Surabaya (Ubaya) Ir Puguh Setyopratomo MT di kampus setempat, Senin (29/4).
Peneliti Jurusan Teknik Kimia Ubaya yang pernah mempelajari alat tersebut langsung ke Prancis mengemukakan hal itu saat menerima kunjungan tenaga ahli "DIC Machine" Dr Tamara Allaf yang didampingi Humas Pemerintah Prancis Philippe Grange ke Laboratorium DIC Ubaya.
"Kunjungan itu sendiri berkaitan dengan kerja sama Pemerintah Prancis dengan Pemprov Jatim untuk memanfaatkan DIC Machine guna memproduksi ekstrak mangga yang diawali dengan penelitian dengan DIC Machine yang ada di Laboratorium DIC Ubaya," katanya.
Didampingi Kepala Jurusan Teknik Kimia Ubaya Ir Endang Sri Hari Mochni MSc, ia menjelaskan Pemprov Jatim sendiri sudah menyiapkan dana dari APBD 2013 untuk membuat ekstrak mangga dalam skala industri yang akan dijalankan BUMD Jatim, PT Wira Jatim.
"Jadi, kami yang meneliti, karena Prancis menghibahkan alat itu ke kami, kemudian Pemprov Jatim yang memanfaatkan untuk kepentingan industri, sehingga Prancis diuntungkan dalam aspek penelitian dan paten, kemudian Indonesia juga diuntungkan dalam penelitian dan pengembangan buah-buahan dengan sentuhan teknologi," katanya.