Selasa 30 Apr 2013 10:09 WIB

Misha Sanggah Dalangi Bom Boston

Dua orang tersangka yang diduga terkait dengan kasus pemboman di Boston, Senin (15/4) waktu setempat.   (Reuters/FBI)
Dua orang tersangka yang diduga terkait dengan kasus pemboman di Boston, Senin (15/4) waktu setempat. (Reuters/FBI)

REPUBLIKA.CO.ID, RHODE ISLAND -- Agen FBI telah memeriksa seseorang dengan panggilan 'Misha'. Dilaporkan CNN, Misha merupakan tokoh yang disebut-sebut keluarga Tsarnaev mencuci otak putranya, Tamerlan.

Penyidik berbicara dengan Misha di Rhode Island usai adanya laporan yang menyebutkan bahwa Misha telah melakukan radikalisasi kepada Tamerlan. Bahkan, adik Tamerlan, Dzhokar pun telah menyebutkan kepada penyidik kalau Misha menjadi otak dari serangan tersebut.

Pria bernama lengkap Mikhail Allakhverdov tersebut menyanggah semua tuduhan itu. Dia mengungkap, tidak pernah menjadi guru spritual Tamerlan. Misha pun menegaskan, tak pernah mengajarkan kekerasan atas nama Islam.

"Dia memberitahu saya kalau telah bekerjasama dengan FBI dan tak ada hubungannya sama sekali dengan radikalisasi,"ujar reporter CNN, Christian Caryl.

Tokoh Misha diungkap oleh paman terduga pengeboman Boston, Ruslan Tsarni. Dia mengatakan Misha, adalah teman Tamerlan Tsarnaev sejak 2009. Tsarni berujar Misha adalah racun bagi keluarga Tsarnaev bersaudara.

Dalam wawancara langsungnya bersama CNN News, Rabu (24/4) waktu setempat, Tsarni menjelaskan Misha adalah seorang Kristen yang menukar Islam sebagai agamanya (mualaf). Serupa dengan Tamerlan, Misha datang ke AS pada 2009 silam. 

Keduanya bertemu di Cambridge, Massachusetts. Misha, sambung Tsarni, adalah seorang laki-laki berpaham agama yang keras. Tsarni percaya cara keislaman Misha mempengaruhi pemikiran Tamerlan.

"Ada seorang Armenia yang baru bertobat. Orang ini (saya duga) mencuci otaknya (Tamerlan). Saya tidak menduga-duga tentang situasi di Armenia, tapi Anda tahu di mana daerah ini," ujar Tsarni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement