Selasa 30 Apr 2013 12:34 WIB

Nasib Muslim Myanmar Korban Kerusuhan Tak Menentu

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Muslim Myanmar di Pengungsian
Foto: gazzete.com
Muslim Myanmar di Pengungsian

REPUBLIKA.CO.ID, MIKHTILA -- Ribuan warga Muslim di Myanmar sulit untuk memahami keadilan dan keamanan setelah kehilangan rumah karena serangan massa Budha. Mereka harus tinggal di kamp pengungsian tanpa tahu kapan dapat kembali ke tempat semula. 

Banyak warga muslim yang ditahan di kamp dan tidak dapat kembali ke lingkungannya. Bisnis mereka dihancurkan dalam empat hari kekerasan di Meihtila. Serangan itu menewaskan sedikitnya 43 orang yang sebagian besar merupakan warga muslim.

Pengungsi warga muslim mencapai 13 ribu orang. "Ini untuk keamanan mereka sendiri," kata petugas polisi di kamp di dalam stadion olahraga di pinggiran Meikhtila. Kamp tersebut dihuni lebih dari 1.600 orang dan dijaga polisi dengan perintah tidak membiarkan mereka pergi. 

Jam malam diberlakukan di Meikhtila sejak pemerintah mengumumkan darurat militer pada 22 Maret 2013. Di kota yang dihuni 100 ribu warga Islam tersebut kini tinggal puing-puing. 

Myanmar merupakan negara dengan mayoritas Budha. Namun, sekitar lima persen dari 60 juta penduduknya merupakan warga Muslim. Mereka menghadapi pertumbuhan sentimen anti-Islam yang dipimpin para bikus Budha radikal. 

Sebuah komisi independen merilis laporan yang mengatakan Myanmar harus segera mengatasi penderitaan Muslim. Warga Muslim harus mengungsi akibat pertumpahan darah sektarian di bagian Rakhine barat. Kekerasan terjadi pada Juni dan Oktober yang menewaskan sedikitnya 192 orang dan menyebabkan 140 ribu tunawisma. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement