REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat membantah menerapkan politik dinasti dalam proses rekrutmen caleg dan sirkulasi kekuasaan di tingka internal. Dikatakan, rekrutmen caleg dan sirkulasi elite dilakukan berdasarkan kapasitas dan kapabilitas kader.
"Rasanya tidak ada seperti itu (politik dinasti)," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Hermanto kepada Republika, Selasa (30/4).
Agus menambahkan, Demokrat tidak pilih kasih terhadap kader. Partai menerapkan mekanisme pembobotan yang ketat ketika hendak mengangkat kader ke struktur jabatan tertentu. "Tidak ujug-ujug ada," ujarnya.
Ia menilai, posisi Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai Sekjen Demokrat tidak merepresentasikan politik dinasti. Melainkan, sudah melalui berbagai pertimbangan komprehensif. Sebagai politikus Ibas telah berjuang bagi partai. Ini tercermin dari besarnya perolehan suara yang dimiliki Ibas saat pemilu 2009. "Itu karena sudah berjuang," ujar dia.
Selain jumlah perolehan suara, figur Ibas juga dinilai cakap politik. Sebagai anggota DPR, Ibas aktif turun ke dapil dan menyerap aspirasi masyarakat. Bahkan, ia tidak bersinggungan dengan hal-hal negatif. Berangkat dari argumentasi itu, Agus menyatakan tidak semua politik dinasti berefek negatif. "Kalau sekonyong-konyong muncul itu baru negatif. Karbitan" katanya.