Selasa 30 Apr 2013 17:32 WIB

Diisukan Terima Suap, Havelange Mundur dari Presiden Kehormatan FIFA

logo fifa
logo fifa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Joao Havelange mengundurkan diri sebagai presiden kehormatan FIFA di tengah klaim bahwa ia menerima suap, demikian diumumkan oleh badan sepak bola dunia pada Selasa.

Havelange mengundurkan diri setelah menjadi target sejumlah temuan Komite Etik yang dibentuk FIFA untuk menyelidiki skandal yang melinatkan agensi pemasaran asal Swiss yang sekarang bangkrut ISL dan hak-hak televisi Piala Dunia.

Tindakan pria Brazil itu disebutkan sebagai "tercela secara moral dan etis" pada laporan mengenai masalah itu yang dipimpin ketua komite, Hans-Joachim Eckert.

Havelange, sekarang berusia 96 tahun dan memiliki kondisi kesehatan yang buruk, dituding mendapat bayaran-bayaran yang tidak pantas saat ia menjabat sebagai presiden FIFA ketujuh antara 1974 sampai 1998.

Penggantinya, Sepp Blatter, disebutkan mengetahui mengenai satu pembayaran dari ISL yang ditujukan kepada Havelange yang berjumlah 1,5 juta franc Swiss, dengan laporan yang menyebutkan bahwa tindakan Blatter "memalukan" namun bukan "kriminal."

Blatter menyambut hangat temuan-temuan pada laporan itu.

"Saya telah mengambil catatan dari laporan ketua badan adjudikatori dari Komite Etik FIFA, Hans-Joachim Ejkert, perihal penjelasan mengenai kasus ISL," demikian pernyataan Blatter.

"Saya memperhatikan secara terpisah bahwa, dalam kesimpulannya, ketua Eckert menyatakan bahwa kasus ISL tidak disimpulkan oleh Komite Etik dan tidak ada penyelidikan lebih lanjut terkait masalah ISL yang dijamin terhadap ofisial sepak bola lainnya."

"Saya juga memperhatikan dengan rasa puas bahwa laporan ini mengonfirmasi bahwa 'tindakan presiden Blatter tidak dapat digolongkan sebagai tindakan yang keliru dengan memperhatikan semua peraturan etis."

"Saya tidak ragu bahwa FIFA, berkat proses reformasi pemerintahan yang saya usulkan, sekarang mekanisme dan makna-makna untuk memastikan isu itu, yang mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat disebutkan terhadap reputasi institusi kami, tidak terjadi lagi."

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement