REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Empat orang korban yang tewas pada bentrok antara warga dengan polisi pada aksi unjuk rasa menuntut pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Selasa (30/4) sudah dikebumikan. Tiga korban yang tewas dikubur di TPU KBM Rupit, satu korban lainnya dikubur di Desa Pantai.
Tiga korban yang tewas yang dikebumikan di TPU Rupit, Mikson (50 tahun) luka tembak di dada, Suharto (17) tertembak di kepala, dan Rinto Arianto (17) tertembak di dada kiri. Dua dari tiga korban tersebut, Suharto dan Rinto Arianto masih berstatus pelajar.
Muhammad Arif, Guru SMAN 1 Rupit, membenarkan dua pelajar yang tewas adalah siswa di sekolah tersebut. Suharto siswa kelas 12 dan Rinto Arianto siswa kelas 10. Menurut Arif, sejak Selasa (30/4) siswa diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan sesuai dengan arahan Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas (Mura).
“Langkah ini diambil untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena sampai hari ini masih ada warga yang unjuk rasa,” katanya. Guru SMA N 1 Rupit mengharapkan situasi kembali segera normal karena khawatir bisa mengganggu proses belajar siswa. “Apa lagi Senin depan siswa SD akan mengikuti ujian akhir,” tambahnya.
Menurut warga, kemarahan massa bertindak anarkhis karena dipicu oleh adanya korban yang tewas, dua orang di antaranya masih berstatus pelajar. Massa marah dengan membakar markas Polsek Rupit dan juga kendaraan yang parkir di halaman kantor Polsek. Kemudian massa juga bergerak membakar asrama polisi yang berada tidak jauh di bagian belakang kantor Polsek.