REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan dukungan teknik dari Rusia, Suriah meningkatkan pertahanan udaranya, menimbulkan ancaman terhadap pertahanan Amerika Serikat jika adidaya itu memutuskan ikut campur dalam perang tersebut, kata pejabat AS pada Senin.
Pejabat itu mengumumkan laporan, yang pertama muncul di surat kabar "Wall Street Journal".
Pernyataan tentang peningkatan pertahanan memberikan urgensi baru penilaian AS bahwa Suriah mungkin menggunakan senjata-senjata kimia terhadap pasukan pemberontak-- satu penilaian yang akan menguji pernyataan berulang-ulang Presiden Barack Obama bahwa satu tindakan seperti itu merupakan satu "perubahan permainan" bagi Washington.
"Suriah telah meningkatkan usaha-usaha mereka dalam tahun-tahun belakangan ini untuk memperkuat pertahanan udara mereka, terutama setelah fasilitas nuklirnya yang tertutup yang sedang mereka bangun dihancurkan," kata pejabat yang berbicara dengan AFP tanpa bersedia namanya disebutkan.
Pejabat itu menyinggung satu reaktor nuklir yang hancur akibat serangan udara Israel 6 September 2007.
Pemerintah Presiden Bashar al-Assad mengandalkan dukungan teknik dari Suriah untuk meningkatkan sistem pertahanan udaranya, sejak era Sovyet, kata pejabat ini.
Tetapi AS yang jarang melakukan campur tangan karena negara itu menganggap Iran sebagai ancaman lebih besar bagi kawasan itu,kata surat kabar itu. Dan awal pemerintah Obama, AS berusaha meningkatkan hubungan Rusia dan Suriah, katanya.
Para teknisi Rusia sedang menangani banyak unit pertahanan antipesawat untuk memberikan bantuan dan memperbaiki peralatan yang rusak dengan suku-suku cadang yang diimpor dari Rusia, kata Journal itu.
Mengutip satu penilaian intelijen AS, Journal itu mengatakan bahwa pada Agustus 2008 Rusia mulai mengirm 36 unit Pantsir S1 SA-22. Mereka menggabungkan dengan rudal-rudal permukaan ke udara dan meriam aantipesawat, dan kendaraan-kendaraan tempur.
Pada tahun 2009, Moskow mulai meremajakan sistem rudal permukaan ke udara SA-3, dimasukkan dalam satu sustem yang bergerak dan digital dan dapat membawa rudal-rudal jelajah.
Rusia, salah satu dari beberapa negara yang masih mendukung Bashar, juga membantu memodernisasi sistem SA-5 Suriah . Ini dapat menembak rudal-rudal dengan jarak 175 mil dan dapat menghantam pesawat-pesawat AS, kata surat kabar itu.
Para anggota Partai Republik menyerukan AS melakukan tindakan terhadap Suriah sehubungan dengan laporan-laporan baru itu bahwa Damaskus mungkin menggunakan senjata-senjata kimia terhadap pasukan pemberontak Suriah.