REPUBLIKA.CO.ID, PROVIDENCE -- Katherine Russel meminta jenazah suaminya dikembalikan kepada keluarga. Hal ini disampaikan pengacara istri dari salah satu tersangka, pengebom Boston Maraton ini.
Menurut sang pengacara asal Rhode Island, ibu beranak satu ini mengetahui pusat medis di Massachusetts siap melepaskan jenazah suaminya. Karena itu, ia meminta jenazah Tamerlan segera dikembalikan kepada pihak keluarga.
Ayah dan ibu kakak beradik Tamerlan serta Dzhokhar ini memang pernah tinggal di Amerika Serikat (AS). Namun, saat ini sudah kembali ke negara asalnya, Rusia.
Menurut keterangan polisi Boston, Tamerlan (26 tahun) meninggal karena tertembus timah panas aparat. Dalam kejadian, ia kehabisan amunisi kemudian tertembak, tapi sang adik Dzhokhar menyeret tubuhnya masuk ke dalam mobil untuk melarikan diri.
Paman Tamerlan, Tsarni Tsarnaev, juga menyatakan hal serupa. Keluarga, menurut dia, pasti akan mengambil jenazah Tamerlan. ''Keluarga tetaplah keluarga,'' ujarnya seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (30/4).
Sementara itu, sang adik, Dzhokhar masih terbaring lemah di rumah sakit. Ia mengalami luka dalam akibat di tembak polisi. Dzhokhar dituntut atas penggunaan senjata pemusnah massal yang ancaman terberatnya hukuman mati.
Juru Bicara Departemen Keselamatan Publik, Terrel Harris, menyatakan negara belum mendapat permintaan pengembalian jenazah Tamerlan secara tertulis dari Katherine. Pemerintah baru bisa membuat kesepakatan, jika sertifikat kematian sudah keluar dan penyebab kematian Tamerlan diumumkan ke publik.