REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Bantuan Operasional Siswa (BOS) untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun Madrasah Tsanawiyah (MTs) di DIY sampai sekarang belum turun. Untuk biaya operasional, masing-masing madrasah berupaya dengan swadaya.
Kepala MI Maarif Patalan M.Farid contohnya yang sampai menjual sepeda motor untuk keberlangsungan madrasah. Fuad yang baru Januari 2013 menjadi kepala Sekolah diwariskan utang MI Maarif sebesar Rp 3,5 juta.
Dia pun harus menjual sepeda motornya untuk membayar hutang dan biaya operasional sekolah sebesar Rp 18 juta untuk gaji gaji 11 guru, biaya fotokopi dan try out siswa kelas enam .
''Hasil penjualan sepeda motor saya gunakan juga untuk honor guru yang sebagian besar merupakan guru tidak tetap,''tutur Fuad yang sebelumnya menjadi guru kelas VI di MI Negeri Jejeran Imogiri Bantul.
Karena hasil penjualan motornya sudah habis, untuk gaji bulan Mei Fuad meminjam uang koperasi sebesar Rp 3,5 juta. Tapi sampai sekarang pinjaman koperasi pun belum turun.
Fuad mengaku ikhlas menjual motornya untuk keberlangsungan MI Maarif Patalan. ''Saya sudah bilang sama isteri saya dan sudah saya niatkan menjual motor untuk membiayai utang dan guru di sekolah karena BOS belum turun sampai sekarang. Kebetulan di rumah masih ada satu sepeda motor bebek,''kata dia.