Kamis 02 May 2013 16:08 WIB

Ini Masukan TII untuk Perbaikan Pendidikan Anak Muda

Rep: Ira Sasmita/ Red: Dewi Mardiani
Korupsi
Korupsi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari survei integritas anak muda 2012, terungkap bahwa anak muda cenderung tak acuh mengadukan masalah korupsi. Meski demikian, menurut Koordinator Riset Transparency Internasional Indonesia (TII), Lia Toriana, di Jakarta, Kamis (2/5), perlu ada beberapa pembenahan yang dilakukan, khususnya dalam pendidikan.

TII menilai, proteksi dan pelayanan antikorupsi terhadap anak muda perlu ditingkatkan. TII merekomendasikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan Menteri Agama (Menag) agar membenahi sistem pendidikan nasional. "Tujuannya, agar mampu membentuk anak muda yang berkarakter dan berintegritas melalui pengembangan bahan ajar dan menciptakan lingkungan pendidikan yang terbebas dari praktik korupsi," kata Lia.

Selain itu, Menteri Pemuda dan Olahraga juga diimbau untuk memastikan program-program pendidikan kewargaan dan antikorupsi bagi kaum muda berjalan. Selain itu, pemerintah dan orang tua diharapkan mampu menjadi contoh keteladanan dalam pemberantasan korupsi dan pembabatan perilaku-perilaku yang mengarah pada tindakan korupsi.

Menanggapi hasil jajak pendapat TII tersebut, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, saat ini sebagian besar orang tua tidak mempunyai bentuk yang jelas soal bentuk keluarga. "Pengennya anaknya soleh dan soleha. Dalam perkembangan anak hanya bersifat normatif dan diawang-awang," kata Bambang.

Akibatnya, kata dia, timbul pergeseran, di mana anak muda tidak lagi menjadikan rujukan pertama dari orang tua, melainkan dari sekitarnya dan lingkungan kesehariannya. Inilah yang membuata nilai-nilai integritas yang harusnya ditanamkan dari rumah tidak lagi dimiliki apalagi dipahami anak muda.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement