REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Hingga saat ini pengerjaan proyek pembangunan jalan bawah tanah atau underpass Dewa Rucci, Kuta, Denpasar, Bali, belum selesai. Alhasil hampir seluruh masyarakat Pulau Dewata itu pun mengeluhkan dampak terbesar yakni kemacetan lalulintas.
Warga Jimbaran, Bali, Ami, mengatakan, semakin hari arus kepadatan kendaraan di titik itu kian menjadi. ''Dari rumah ke kantor bisa menghabiskan waktu dua jam,'' tutur wanita yang bekerja di sebuah perusahaan swasta di kawasan Seminyak, Denpasar itu.
Wanita yang sejak 2005 menetap di Bali ini menjelaskan, waktu selama dua jam yang ia habiskan tersebut, hanyalah untuk menunggu antrean kepadatan saja. Dua jam, belum termasuk seluruh waktu yang perlu ia gunakan dari rumah menuju kantornya.
''Itu hari biasa. Belum lagi saat akhir pekan atau jam sibuk, PP (pulang-pergi,), rumah kantor tau deh,'' keluhnya. Ami menceritakan, sebelum ada proyek pembangunan jalan yang menghubungkan Sunset Road menuju Bandar Udara Ngurah Rai itu, ruas jalan di sekitar simpang Patung Dewa Rucci tak macet.
Begitu pembangunan underpass yang dimulai sejak 2012 itu, antrean kepadatan kendaraan tak terelakkan. ''Ya, parah-parah macetnya itu mulai tahun lalu lah,'' ujarnya.
Keluhan yang sama juga datang dari warga Denpasar lainnya, Putu. Ia mengatakan, sejak ada pengerjaan di ruas simpang Dewa Rucci itu ada pengerjaan, setiap hari selalu macet. Kini waktu tempuh sehari-hari ia berangkat kerja dari rumah, tak bisa lagi diprediksi. ''Sebenarnya ya, kalau tidak macet, itu hanya 20 menit an,'' kata dia.
Putu yang bekerja di perusahaan angkutan perhubungan di Bali itu, kini harus lebih awal berangkat dari rumah, yang tidak jauh dari kantornya itu.