REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Kisruh pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 ramai diberiktana media, termasuk televisi dan cetak. Kondisi itu sempat membuat menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh sempat malas menonton televisi dan membaca koran.
"Hari-hari ini, sejak dua minggu lalu hingga sekarang, saya memang tidak pernah menonton televisi, membaca koran. Daripada sumpek gitu," katanya di sela Sosialisasi Kurikulum 2013 di Universitas Negeri Semarang di Semarang, Sabtu (4/5).
Kisruh pelaksanaan UN, terutama penundaan di sejumlah provinsi akibat ketidaksiapan pencetakan naskah memang membuat mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu kerap menghiasi layar televisi dan media cetak akhir-akhir ini.
"Ada kawan saya sembari bercanda bilang, 'Wah, popularitas bapak sekarang naik'. Saya jawab, popularitas memang naik, tetapi elektabilitas turun," katanya sembari tertawa dengan disambut tawa riuh dari para hadirin.
Ia mengatakan kisruh pelaksanaan UN 2013 suatu musibah yang sebenarnya mengandung makna sebagai ujian. Ia memandang bukan hanya siswa-siswa yang diuji, akan tetapi penyelenggaranya juga diuji.
"Ini memang ujian kesabaran. 'Nek ujiane' kesabaran, kisi-kisinya kesabaran. Diuji lulus 'opo ga' (apa tidak) ujiannya. Kalau diuji sabarnya tambah, berarti lulus. Kalau diuji tidak sabar berarti ya tidak lulus," katanya.