REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Sinyo H Saundajang mengatakan landasan pacu bandara Sam Ratulangi penting untuk diperpanjang.
Ia mengatakan, bandara telah menjadi pelabuhan udara maskapai penerbangan Lion Air dan maskapai lainnya untuk tujuan penerbangan Manado Cina, Taiwan dan Jepang, serta antarbandara di Sulawesi, Maluku Utara, Papua dan Gorontalo.
"Karena itu perluasan dan perpanjangan bandara ini menjadi sangat mendesak dilakukan. Apalagi ketika terbuka penerbangan langsung Manado dengan sejumlah titik bandara di Cina dan Jepang dan beberapa negara lainnya, membuka peluang pertumbuhan ekonomi di kawasan ini," kata Gubernur Provinsi Sulut, Sinyo H Sarundajang di Manado, Sabtu.
Gubernur mengatakan, landasan pacu rencananya akan diperpanjang menjadi 3.000 meter dari sebelumnya hanya 2.650 meter.
"Hal ini tentu butuh dukungan pemerintah pusat. Sekarang ini sudah pada tahapan studi pembangunan landasan pacu," kata gubernur.
Tak hanya menjadi pelabuhan udara untuk penumpang, Bandara Sam Ratulangi juga akan diarahkan sebagai "air cargo" menuju ke Jepang, karena jarak tempuh dari Manado ke negara tujuan tersebut sekitar empat sampai lima jam.
"Ketika diterbangkan dari Manado, dan tiba di Jepang ikan masih dalam keadaan fresh. Ini peluang-peluang yang harus ditangkap. Apalagi bila diekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok butuh waktu yang cukup lama," ungkapnya.
Untuk proyek investasi di koridor Sulawesi khususnya Sulut, pemerintah akan membangun tol Manado-Bitung sepanjang 38 kilometer dibagi dalam dua tahap.
Selain itu, perluasan dan perpanjangan Bandara Sam Ratulangi, penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, peningkatan status pelabuhan Bitung menjadi pelabuhan internasional, serta rencana pembangunan rel kereta api.