REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara mendesak Korea Selatan menghentikan provokasi militer di Semenanjung Korea jika ingin kembali mendapatkan kawasan industri Kaesong. Pernyataan ini adalah syarat mutlak yang harus di penuhi Korea Selatan menyusul ketegangan di wilyah perbatasan Korea selama ini.
''Selatan (Korea) yang harus mengakhiri semua permusuhan ini. Menghentikan provokasi jika khawatir tentang kawasan kerja sama (Kaesong),'' kata Juru Bicara Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara yang disiarkan KCNA dan dilansir Yonhap, Ahad (5/5).
Kaesong adalah kawasan industri kerja sama dua Korea yang berada di perbatasan negara berselisih ini. Di kawasan ini berdiri sekira 120 perusahaan berbagai sektor yang menyerap tidak kurang dari 53 ribu tenaga kerja. Pemilik perusahaan didominasi berwarga negara Korea Selatan.
Kebanyakan pekerja di Kaesong berasal dari Korea Utara. Kaesong berada sekira 10 kilometer dari luar perbatasan Korea Selatan dan merupakan wilayah teritori rezim sosialis-komunis di Pyongyang. Kaesong ditutup April lalu menyusul ancaman Perang Korea jilid dua.
Korea Utara mengancam akan menghabisi Korea Selatan lantaran memihak Amerika Serikat (AS) dalam pemberian sanksi baru atas aktivitas rudal Korea Utara pada Desember 2012 lalu. Korea Utara lebih marah, ketika puluhan ribu pasukan perang AS menggelar latihan perang bersama militer Korea Selatan di perairan Korea.
Pemimpin Tertinggi di Pyongyang, Kim Jong-un ''menghajar'' Korea Selatan dengan menutup Kaesong, yang merupakan salah satu basis ekonomi terbesar Korea Selatan. Sebagain warga Korea Selata tetap bertahan walau ancaman perang mengintai.