Senin 06 May 2013 17:56 WIB

Petani Sawit Swadaya Tumbuh Pesat

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
   Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih memperkirakan petani swadaya yang mengelola perkebunan kelapa sawit di Indonesia akan tumbuh menjadi 70 persen. Pertumbuhan ini diprediksi terjadi dalam waktu dua puluh tahun mendatang.

Saat ini jumlah petani swadaya di Indonesia baru mencapai 44 persen. "Small-holders akan menjadi dominan," ujarnya Senin (6/5). 

Petani swadaya yang dimaksud ialah mereka yang tidak terikat dengan perusahaan tertentu dalam mengelola kebun sawit. Asosiasi nirlaba  Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) berniat membantu mengembangkan potensi petani rakyat dalam menggarap kebun sawit.

Sebanyak 10 persen pendapatan dari pembuatan sertifikat minyak sawit berkelanjutan dialokasikan untuk kegiatan tersebut. Tahun lalu, RSPO mencatat pemasukan sebesar 5,7 juta ringgit Malaysia. "Dana ini untuk membantu small-holders di seluruh dunia," ujar Direktur RSPI Indonesia, Desi Kusumadewi, Senin (6/5). 

Sebagai negara dengan petani sawit swadaya terbanyak, Desi berharap Indonesia mendapatkan dana yang lebih besar dibandingkan negara lain. Bantuan ini menurutnya diberikan untuk mengembangkan potensi petani, bukan untuk mendapatkan sertifikasi yang dikeluarkan RSPO.

Petani yang bisa memperoleh bantuan harus memenuhi persyaratan, antara lain punya kelompok tani dan memiliki  dokumentasi kegiatan selama beberapa tahun terakhir. Hal ini diperlukan untuk mempermudah koordinasi antara RSPO dengan petani.

Berikut jumlah petani swadaya di seluruh dunia: Indonesia 44 persen, Malaysia 41 persen, Thailand 76 persen, dan Papua Nugini 42 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement