REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pihak berwenang Turki sedang melakukan tes darah kepada warga Suriah yang mengungsi dari pertempuran di negaranya untuk mengetahui apakah mereka menjadi korban senjata kimia, kata sumber petugas kesehatan, Senin (6/5).
"Sampel telah diambil dari orang-orang yang terluka di Suriah dan telah dibawa ke Turki," kata sumber yang tidak disebutkan namanya, seperti dilansir AFP, seraya menambahkan bahwa hasil tes belum diketahui.
Negara-negara Barat telah menyuarakan keprihatinan tentang penggunaan senjata kimia dalam konflik yang terus meningkat antara rezim Presiden Bashar al-Assad dan oposisi yang berjuang untuk menggulingkan dia. Penyelidik utama PBB Carla del Ponte, Minggu, mengatakan bahwa menurut kesaksian, pemberontak telah menggunakan gas sarin.
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, telah menolak untuk mengesampingkan opsi apapun, tapi mengatakan ia tidak memperkirakan akan mengerahkan pasukan AS ke Suriah jika rezim Bashar terbukti telah menggunakan senjata kimia.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, yang pernah menjadi sekutu Suriah, pada Ahad (5/5), menyebut Bashar 'tukang jagal' dan 'pembunuh' yang akan membayar harga yang besar atas pembunuhan di Suriah.