REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Organisasi Angkutan Darat (Organda) Semarang mendesak pemerintah dapat melakukan perbaikan manajemen transportasi, agar tidak terulang kecelakaan lalu lintas diakibatkan rem yang tidak berfungsi dan kesalahan sumber daya manusia (SDM).
Ketua DPC Organda Kota Semarang Deddy Sudiardi di Semarang, Jateng, Selasa menjelaskan, perbaikan manajemen transportasi tersebut di antaranya penataan trayek sesuai kebutuhan konsumen dengan ketersediaan angkutan.
"Jangan sampai trayek sudah penuh masih saja ditambah, sehingga terjadi persaingan dan muncul kasus sopir rebutan penumpang," ucapnya.
Organda sendiri mengaku telah meminta kepada seluruh pengusaha angkutan untuk terus memperhatikan kelayakan kendaraan, sebelum berangkat dengan terlebih dahulu ada pengecekan oleh montir.
"Kami juga berharap ada bantuan baik dari APBD maupun APBN untuk peremajaan kendaraan karena ada 50 persen dari jumlah angkutan di Kota Semarang yang membutuhkan peremajaan. Bantuan pemerintah tersebut bisa berupa pinjaman murah," tuturnya.
Selain pinjaman, lanjut Deddy, Organda berharap juga ada sejumlah pelatihan yang ditujukan untuk para operator pengemudi dan realisasi di lapangan bisa dijalankan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) beserta Organda Semarang.
Deddy menambahkan bahwa buah dari perbaikan manajemen tersebut diharapkan akan dapat mengembalikan minat masyarakat untuk dapat beralih menggunakan angkutan umum.
"Jumlah penumpang kami sekarang ini berkurang 50 persen karena masyarakat sudah banyak beralih menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil," ujarnya, menambahkan.
Kecelakaan lalu lintas di Semarang akibat rem tidak berfungsi terjadi pada Jumat (3/5), Bus Nugroho mengalami kecelakaan beruntun di turunan Jalan Dr Wahidin Semarang. Bus menabrak tiga mobil dan delapan sepeda motor, sehingga mengakibatkan tiga orang tewas dan belasan lainnya terluka.