REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Cina mengirim satu armada kapal nelayan terbanyaknya ke kepulauan yang disengketakan di Laut Cina Selatan, kata media pemerintah Selasa, saat ketegangan menyangkut klaim Beijing atas wilayah perairan itu meningkat.
Satu armada termasuk 30 kapal penangkap ikan Senin bertolak ke Kepulauan Spratly, satu wilayah kepulauan yang disengketakan antara Beijing dan negara-negara lain termasuk Vietnam dan Filipina, kata surat kabar Cina Daily.
Armada itu meninggalkan Provinsi Hainan Cina selatan untuk kunjungan 40 hari ke wilayah itu, kata laoran tersebut, dan termasuk dua kapal transpor besar dan pasokan.
Kapal-kapal nelayan Cina secara reguler datang ke Spratly, bagian-bagian dari kepulauan itu juga diklaim oleh Taiwan dan Brunei Darussalam, tetapi armada yang dikirim Senin itu adalah yang terbesar yang pernah dikirim dari provinsi itu sejak dibentuk tahun lalu.
Cina akan melakukan "segala usaha untuk menjamin keselamatan armada itu," kata laporan tersebut mengutip pernyataan seorang pejabat departemen kelautan dan perikanan.
Cina dan negara-negara tetangganya sejak lama menggunakan kapal-kapal nelayan dan patroli-patroli militer untuk memperkuat klaim wilayahnya, dan meremajakan kekuatan angkatan lautnya dalam tahun-tahun belakangan ini saat ketegangan menyangkut klaim-klaim di Laut Cina Selatan meningkat.
Filipina dan Vietnam mengeluhkan bahwa Cina semakin agresif dalam tindakan-tindakannya di daerah itu--seperti mengganggu para nelayan -- juga melalui gertakan-gertakan diplomatik.
Perairan di sekitar Spratly kaya sumber-sumber ikan dan diduga memiliki cadangan minyak dan gas yang besar.