Selasa 07 May 2013 17:34 WIB

Gugat Pemilu, Oposisi Malaysia Akan Lakukan Perlawanan

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
Anwar Ibrahim
Foto: Tribunnews
Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, berjanji akan melakukan gerakan untuk melawan kecurangan dalam pemilu. Selasa (7/5), ia menyatakan, Barisan Nasional telah melakukan manipulasi hasil pemilu, meski suara mereka berkurang cukup besar.

Penolakan oposisi terhadap hasil pemilu menyebabkan ketidakpastian politik di negara itu. Apalagi terdapat jutaan pemilih yang menginginkan pemerintah bentukan Barisan Nasional yang telah berkuasa selama 56 tahun segera turun. Apalagi oposisi sebelumnya telah menuduh Barisan Nasional menjalankan praktik rasial dan melakukan korupsi.

Anwar menyatakan, ia terpaksa harus menarik kata-kata sebelum ini, karena melihat ketidakadilan dalam pemilu. Ahad (5/5) lalu, pria berusia 65 tahun ini berencana pensiun dari politik dan fokus mengajar jika oposisi kalah. Ia menjelaskan, dalam ruang lingkup pemilu yang jujur dan adil, ia akan mengakui kekalahan ini. ''(Namun) di sebuah pemilu yang rusak dan penuh penipuan, saya akan melanjutkan perang untuk membela rakyat Malaysia,'' ucap dia.

Barisan Nasional membantah telah memanipulasi suara parlemen. Pemerintah juga mengeluarkan pernyataan untuk mengkritik oposisi yang membuat tuduhan tak berdasar. Dalam pernyataan itu, jajak pendapat menunjukkan dukungan yang signifikan untuk perdana menteri dan partai berkuasa.

Kenyataan di lapangan, Barisan Nasional mengalami kejatuhan suara, yaitu hanya mengumpulkan 133 suara turun dari sebelumnya 135 kursi dari sebelumnya. Namun mereka kehilangan suara populer, yaitu sebesar 5,24 juta orang kalah dari oposisi sebanyak 5,62 juta. Anwar mengaku telah membentuk tim untuk mengumpulkan bukti dan akan menjajaki langkah hukum.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement