REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengerahkan sebanyak 4.000 petugas untuk melakukan sensus pertanian di daerah yang memiliki luas kurang lebih 309.934.4 kilometer persegi itu.
"Mereka akan mendata seluruh potensi pertanian dalam delapan subsektor, di antaranya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, dan jasa pertanian," kata Aminadab Yoafifi, Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Papua, kepada Antara di Jayapura, Rabu.
Sebanyak 4.000 petugas tersebut, kata Aminadab, merupakan perekrutan dengan sistem mitra di masing-masing kabupaten/kota yang akan disensus. Mereka akan dibagi per tim, setiap tim terdiri atas satu koordinator dan tiga orang pencacah.
Sebelum turun melakukan sensus, kata dia, mereka diberikan pelatihan selama satu bulan. Pelatihan untuk level koordinator dilaksanakan pada bulan Maret 2013, sedangkan mereka yang bertugas sebagai pencacah pada bulan April.
Ia menegaskan bahwa sensus pertanian itu merupakan program nasional yang pelaksanaannya setiap 10 tahun sekali atau pada tahun yang berakhiran dengan angka tiga, misalnya 2013.
Selain melakukan pelatihan bagi petugas sensus, lanjut dia, BPS juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan menggunakan selebaran dan pamflet. Menyinggung soal kendala dalam melakukan sensus pada provinsi terluas di Indonesia itu, dia mengatakan bahwa kendala utamanya adalah masalah transportasi.
"Masalahnya, kondisi geografis Papua tiap-tiap daerah tidak sama serta permasalahan keamanannya," kata Aminadab.