REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan pembangunan sarana transportasi masal atau Mass Rapid Transit (MRT) di ibukota akan berjalan lancar dan tidak berhenti di tengah jalan.
"Kita pastikan pembangunannya tidak akan mandeg atau berhenti di tengah jalan. Karena persiapannya betul-betul matang, kontraktor sudah ada dan sekarang sudah siap kerja," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Basuki, satu-satunya kendala yang menghambat pembangunan MRT adalah tuntutan dari warga yang tinggal di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan yang tidak mengizinkan MRT melewati wilayah tersebut.
"Satu-satunya kendala pembangunan MRT saat ini hanya penolakan dari warga Fatmawati. Begini saja sederhananya, kalau ada yang menolak karena khawatir harga properti akan anjlok, kita beli saja properti mereka," ujar Basuki.
Sementara itu, terkait pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk pembangunan MRT, Basuki menilai syarat yang diajukan dari pihak Jepang itu sangat menguntungkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Bagaimana tidak, tenor pengembalian pinjaman diberikan dalam jangka waktu 40 tahun. Selain itu, dalam pengerjaan konstruksi fisik, kita bisa juga melibatkan perusahaan lokal Jakarta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI. Ini untung namanya," tutur Basuki.
Basuki menegaskan kredit lunak selama 40 tahun tersebut sudah cukup ringan, terlebih pembayarannya dapat dicicil. Dia berharap para pendonor pinjaman lainnya juga dapat mengikuti langkah JICA.
Dengan kredit lunak dan berbagai syarat mudah yang ditawarkan oleh JICA, Basuki mengaku optimis pembangunan MRT akan berjalan dengan lancar tanpa harus berhenti di tengah jalan atau mandeg.