Rabu 08 May 2013 13:00 WIB

Inikah Alasan Suriah Tidak Membalas Serangan Israel?

Foto yang dirilis kantor berita Suriah SANA menunjukkan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel, di Damaskus, Suriah, Ahad (5/5).
Foto: (AP/SANA)
Foto yang dirilis kantor berita Suriah SANA menunjukkan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel, di Damaskus, Suriah, Ahad (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pascaserangan udaranya ke Damaskus, rezim Israel berharap Suriah akan melancarkan serangan balasan cepat. Karena, laporan dari berbagai lembaga intelijen Israel menilai pemerintah Suriah sama seperti mangsa yang terjebak dalam jebakan dan sedang berusaha untuk bertahan hidup. 

Harian Alalam melaporkan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, melakukan reaksi yang sebaliknya dalam mereaksi pelanggaran nyata sejumlah pihak regional dan global.

''Itu membuktikan bahwa pemerintah Suriah masih merupakan sebuah pemerintahan yang kokoh dan mampu membela,'' tulis laporan Alalam seperti dikutip Irib. ''Buktinya adalah ketidaktergesaan dalam melancarkan serangan.''

Laporan Alalam menyebut Suriah tidak langsung membalas serangan udara Israel karena serangan balasan membabi-buta oleh sebuah negara itu akan menyulut perang besar. Itu sama artinya dengan bunuh diri.

Memang ada negara-negara yang menanti Suriah melancarkan serangan balasan ke Israel dan terlibat perrtempuran dengan rezim Zionis. ''Dengan demikian, negara-negara tersebut punya alasan untuk telibat perang dan upaya menghancurkan infrastruktur Suriah,'' sebutnya.

Para pengamat militer berpendapat bahwa setiap reaksi tergesa-gesa dari pihak Suriah cukup untuk dijadikan alasan untuk serangan militer ke Suriah. Khususnya untuk mempersiapkan wilayah-wilayah di Suriah untuk dikuasai kelompok bersenjata. Masalah ini telah dipahami oleh Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement