REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyebutkan kelima teroris yang berhasil ditangkap dalam operasi Tim Densus 88 Anti Teror di kawasan Cipacing, Sumedang dan Cigondewah, Kabupaten Bandung, terkait dengan jaringan terduga teroris dalam rangkaian kasus sebelumnya.
"Pengungkapan jaringan ini berawal dari penangkapan terduga teroris di Jakarta kemudian Masum di Cipacing, di mana terungkap adanya jaringan yang menyebutkan ada beberapa kelompok mereka di Jakarta dan Jateng, termasuk yang di Cigondewah, Kabupaten Bandung," kata Kapolri di Cigondewah, Rabu (8/5).
Ia menyebutkan, para tersangka yang berhasil ditangkap dan dilumpuhkan oleh Tim Densus 88 Anti Teror memiliki rangkaian dengan kasus-kasus sebelumnya seperti kasus Poso, Makasar, Solo, Jakarta, Depok dan Tambora, Bekasi. Di Bandung, Polri berhasil melumpuhkan lima orang terduga teroris di Cigondewah, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung dan Cipacing, Sumedang.
Tiga terduga teroris tewas dalam baku tembak dengan Tim Densus 88 Anti Teror yakni Budi Syarif alias Angga, Sarane dan Jonet. Sedangkan Haris Fauzi ditangkap oleh petugas saat bersembunyi di bak di rumah kontrakan mereka.
Sedangkan satu tersangka lainya ditangkap dari Cipacing, Kabupaten Sumedang bernama Masum yang ditangkap oleh tim. Terkait dua orang yang ditangkap dalam kondisi hidup, Haris Fauzi dan Masum, Kapolri menyebutkan terlibat dalam aksi perampokan yang terjadi di Jawa Tengah dan Lampung. Sementara ketika ditanyakan kaitannya dengan rencana protes kelompok itu terhadap Kedubes Myanmar, menurut Kapolri, masih dilakukan pendalaman.