Kamis 09 May 2013 07:09 WIB

PLN Perkuat Jaringan Kelistrikan Jakarta

Rep: Friska Yolanda/ Red: Dewi Mardiani
Dua pekerja memperbaiki partisi Kantor PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Gambir, Jakarta, Ahad (31/3).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Dua pekerja memperbaiki partisi Kantor PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, Gambir, Jakarta, Ahad (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkirakan permintaan listrik Kota Jakarta mencapai 9.800 megawatt (MW) di 2021. Oleh karena itu PLN akan memperkuat pasokan listrik dengan membangun jaringan melalui saluran udara 500 kilovolt dengan memanfaatkan trase saluran udara 150 KV yang sudah ada.

"Beban puncak Jakarta saat ini mencapai 6.000 megawatt dan beban Jawa-Bali mencapai 21 ribu MW," ujar Direktur PLN Murtaqi Syamsudin dalam pertemuannya dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, kemarin.

Saat ini listrik Jakarta dipasok dari Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 KV yang berada di sekitar Jakarta, yaitu GITET Bekasi, Cawang, Cibinong, Depok, Gandul, Kembangan, dan Balaraja. Semua GITET ini sudah terhubung dengan sistem interkoneksi kelistrikan Jawa-Bali. Selain dari GITET, listrik Jakarta juga dipasok dari PLTGU Muara Karang, PLTGU Tanjung Priok, dan PLTU Lontar, Banten.

Untuk menopang pertumbuhan beban listrik Jakarta 10 tahun ke depan yang bisa mencapai 10.000 MW, PLN harus menghubungkan GITET yang ada di utara Jakarta, mulai dari GITET Kembangan, Duri Kosambi, Muara Karang, sampai Tanjung Priok. Dari Tanjung Priok dihubungkan lagi hingga ke pembangkit listrik Muara Tawar di Bekasi. Sehingga pembangkit listrik Muara Tawar dapat langsung memasok listrik ke Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta yang akrab dipanggil Jokowi mengatakan bahwa Jakarta memerlukan dukungan pasokan listrik dari PLN dalam ukuran besar. “Listriknya nanti untuk kereta api listrik, MRT, monorel," ujar Jokowi. Dalam penambahan jaringan udara, dibuat juga penanaman kabel bawah tanah penghubung koridor barat dan timur Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement