Jumat 10 May 2013 02:00 WIB

Dinkes Malang Dinilai Lamban Atasi Chikungunya

Red: Hazliansyah
Nyamuk Cikungunya
Nyamuk Cikungunya

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Isa Ansori menilai Dinas Kesehatan setempat lamban dalam mengatasi chikungunya yang menyerang warga di kawasan Kelurahan Jatimulyo.

"Seharusnya Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak hanya datang memberikan obat antinyeri saja pada penderita, tetapi menerjunkan tim untuk melakukan sosialisasi, pembinaan, dan melakukan pengasapan (fogging)," tegas Isa Ansori di Malang, Kamis.

Ia mengakui bahwa penanganan dengan pemberian obat antinyeri memang tidak salah, tetapi sangat lamban, bahkan tidak diikuti dengan sosialisasi upaya pencegahan agar jumlah penderitanya tidak semakin banyak atau meluas.

Menanggapi kritik dari legislator tersebut, Kepala Dinkes Kota Malang Supranoto mengatakan bahwa sejumlah petugas telah melakukan survei di lokasi penyebaran chikungunya. Ia menegaskan bahwa pasien yang sakit sudah mendapatkan obat antinyeri dan pengobatan gratis di puskesmas.

Untuk mencegah penyebaran wabah cikungunya agar tidak meluas, pihaknya akan melakukan pengasapan (fogging) untuk mematikan nyamuk aedes aegepty. Warga juga diminta membersihkan genangan air yang menjadi media hidup bagi jentik nyamuk dan memberantas sarang nyamuk.

"Kami sudah melakukan upaya penanganan pertama dan memberikan pengobatan gratis di puskesmas terdekat. Kami tidak langsung melakukan fogging karena jumlah penderita sudah berkurang dan masih menunggu pengajuan dari masyarakat melalui RT/RW," ujarnya.

Penderita chikungunya mengalami gejala awal berupa demam tinggi, nyeri di persendian, serta mengalami kelumpuhan. Setelah reda, timbul bintik merah di kulit disertai sariawan.

Pada awal pekan lalu, puluhan warga Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru diserang chikungunya. Kasus tersebut merupakan yang terbesar selama beberapa tahun terakhir ini karena pada tahun lalu, penderita chikungunya sebanyak 10 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement