Jumat 10 May 2013 07:04 WIB

Puluhan TKI Deportasi Menderita Sakit

Sejumlah perahu 'katinting' menjadi satu-satunya sarana transportasi warga dari Pulau Nunukan ke Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Foto: Antara/M Rusman
Sejumlah perahu 'katinting' menjadi satu-satunya sarana transportasi warga dari Pulau Nunukan ke Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN  - Sebanyak 47 orang dari 141 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi Pemerintah Kerajaan Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, Kamis (9/5), mendapatkan perawatan dari petugas Kesehatan Pelabuhan karena sakit.

Arman, perawat Kantor Kesehatan Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan di Nunukan, Jumat, menjelaskan, dari 47 TKI deportasi yang telah mendapatkan perawatan sekitar 95 persen karena gatal-gatal dan selebihnya demam dan batuk.

Ia mengatakan, penyakit gatal-gatal yang dialami para TKI deportasi itu mulai dialami pada saat berada dalam penampungan (tahanan) akibat kondisi air yang kotor dan diduga berasal dari pembuangan limbah industri.

"Pada umumnya mengalami sakit gatal-gatal. Hanya sebagian kecil yang menderiat demam dan batuk. Penyakit gatal-gatal yang dialami para TKI itu karena air mandi yang kotor yang katanya dari limbah industri," terang Arman.

Kepada TKI deportasi yang mengalami sakit tersebut, dia mengatakan telah memberikan pertolongan pertama dengan memeriksa sesuai keluhannya dan memberikan obat. Sementara bagi TKI deportasi yang menderita sakit demam, kata Arman dialami pada saat dalam perjalanan dari Kota Kinabalu menuju Tawau.

Ia mengungkapkan pula bahwa TKI deportasi yang mengeluh sakit tidak ada yang tidak bisa diatasi karena jenis penyakit yang dialaminya masih tergolong ringan. "Tidak ada yang mengalami sakit parah dan kami masih bisa menanganinya dengan memberikan obat sesuai keluhan mereka," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement