Jumat 10 May 2013 09:30 WIB

Persempit Gerak Teroris, Polda Jabar Awasi Perbatasan

Rep: Djok/ Red: Dewi Mardiani
 Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Anggota tim Densus 88 melakukan penggerebekan dan penangkapan teroris di salah satu rumah kontrakan di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah, Kab. Bandung, Rabu (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Bandung -- Polda Jabar meningkatkan pengamanan di wilayah perbatasan, khususnya dengan wilayah Jateng di bagian timur. Langkah tersebut dilakukan untuk mempersempit gerak para pelaku teroris yang berusaha masuk ke wilayah Jabar.

Peningkatan pengamanan ini dilakukan menyusul terungkapnya kasus terorisme di Desa  Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabipaten Bandung dan Jl Arumsari VII No 27 RT 5 RW 12, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung dalam dua hati berturut- turut.

Menurut Kabid Humas Polda Jabar, pengamanan wilayah perbatasan terkait kasus terorisme sebenarnya sudah dilakukan jauh sebelum  ada pengungkapan masus tersebut. Dengan terungkapnya kasus tersebut, kata dia, Polda Jabar meningkatkan sistem pengamanan di wilayah perbatasan. "Wilayah yang menjadi pintu masuk ke Jabar seperti di kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, dan Kuningan tentunya akan ditingkatkan," kata dia, Jumat (10/5).

Selain pengamanan di wilayah perbatasan, kata Martinus, langkah serupa juga dilakukan oleh seluruh polres yang ada di wilayah Jabar. Bentuk pengamanan tersebut, kata dia, melalui peningkatan razia. Ooperasi tersebut, kata dia, bisa dilakukan secara terbuka maupun tertutup. " Kualitas dan kuantitasnya tentu akan terus ditingkatkan agar tercipta rasa aman di masyarakat," kata dia.

Martinus juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih peka lagi terhadap situasi di lingkungannya. Jika melihat, mendengar, dan mengetahui adanya orang baru di wilayah meteka dengan sikap dan tingkat laku yang mencurigakan hendaknya berkoordinasi dengan aparat setempat."Kepedulian masyarakat terhadap kondisi di wilayahnya masing- masing menjadi kunci keberhasilan deteksi dini terhadap pelaku terorisme," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement