Sabtu 11 May 2013 19:19 WIB

Terorisme Tidak Akan Pernah Hilang di Indonesia

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Citra Listya Rini
  Aparat Kepolisian memperbaiki kerusakaan di rumah lokasi penangkapan teroris di Cigondewah Hilir, Marga Asih, Kabupaten Bandung, Kamis (9/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aparat Kepolisian memperbaiki kerusakaan di rumah lokasi penangkapan teroris di Cigondewah Hilir, Marga Asih, Kabupaten Bandung, Kamis (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terorisme tidak akan pernah hilang di Indonesia. Peristiwa penggerebekan terduga teroris di Kampung Baturengat Hilir, RT 2/8 Desa Marga Asih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/5) lalu, bukanlah sebuah kemunculan kembali.

Pengamat terorisme, Mardigu Wowiek Prasantyo mengatakan benih terorisme tetap ada di Indonesia karena terkait dengan ideologi. Pola ideologi tersebut digambarkan laiknya memiliki gambaran sendiri mengenai penyikapan hidup yang masuk dalam pelaksanaan di pemerintahan dan masyarakat.

Pola-pola itu tidak hanya mereka pikirkan semata, tapi coba diterapkan di Indonesia yang berasaskan pancasila. Kelompok ekstrem ini berusaha dengan segala cara menerapkan seperti pengakaderan per angkatan yang dilatih di berbagai daerah. 

''Ada perekrutan anggota dan dilatih persenjataan di daerah-daerah,'' kata Mardigu di Jakarta, Sabtu (11/5). 

Kelompok tersebut sebenarnya menginginkan wilayah sebagian kekuasan atau teritorial untuk menerapkan ideologi mereka. Karena tanpa adanya sebuah daerah, ideologi tersebut tidak bisa diterapkan.

Menurut Mardigu, masyarakat patut bangga dengan kinerja kepolisian yang meringkus terduga teroris di Bandung, Ciputat, dan daerah lainnya. Khusus untuk Bandung. Mardigu mengatakan, penyergapan ini merupakan sejarah bagi polisi.

Sebelumnya polisi baru bereaksi ketika ada sebuah insiden terkait peledakan atau perampokan yang menjurus ke terorisme. Tapi, peristiwa kemarin menujukkan polisi melakukan antisipasi sebelum ada kejadian dari aksi terorisme.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement