REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Badan-badan kesehatan daerah Cina telah diperintahkan untuk meningkatkan pemantauan flu sebagai bagian dari upaya negara itu untuk melawan flu H7N9, kata satu dokumen pemerintah yang diterbitkan Jumat (10/5) waktu setempat.
Instruksi tersebut berencana untuk meningkatkan pencegahan flu H7N9 dan pengawasannya, yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana, untuk menggantikan versi sebelumnya yang dikeluarkan pada awal April.
Di kabupaten-kabupaten di mana setiap infeksi manusia dengan H7N9 telah dikonfirmasi, periode pemantauan selama dua-pekan secara lebih dekat atas kasus flu harus segera dikonfirmasi kasus flu burung, kata dokumen baru.
Dalam dua minggu, setiap pasien dengan flu biasa atau parah, dan infeksi saluran pernafasan akut di negara tersebut harus memberikan sampel serta pertanyaan harus dibuat pada setiap kemungkinan paparan H7N9, katanya seperti dikutip Xinhua Ahad (12/5).
Daerah-daerah di mana tidak ada kasus H7N9 yang telah dilaporkan juga didesak untuk meningkatkan jumlah sampel yang diambil dari kasus flu.
Selain itu, dokumen tersebut mengatakan setiap rumah sakit atau klinik yang menerima pasien yang menunjukkan gejala seperti flu harus menanyakan tentang kemungkinan berkaitan dengan burung atau pasar unggas hidup, terutama mereka yang terlibat dalam pemeliharaan unggas hidup, pembantaian, perdagangan dan transportasinya.
Dokumen baru itu juga berbeda dari versi lama dalam mengatakan bahwa setiap pengelompokan H7N9 infeksi manusia, jika dikonfirmasi, harus dilaporkan kepada otoritas kesehatan dalam waktu dua jam.
Sejak Ciina mengkonfirmasi infeksi manusia pertama dengan virus flu burung pada akhir Maret, negara sejauh ini mengonfirmasi laporan 130 kasus H7N9, termasuk 32 kematian.